Takdir yang tak habis-habis
mengalir menyusup parit,
terhalang kabel membelit
pikiranku
terhalang kabel membelit
pikiranku
sempit
Tanganku berlumur amis
darah sisa minumku dari
cincangan dagingku dan ulu hatiku
sendiri
Yang malas bersekutu
denganmu
darah sisa minumku dari
cincangan dagingku dan ulu hatiku
sendiri
Yang malas bersekutu
denganmu
Menurutmu, hidupku begitu kelam
tanpa rambu-rambu
tanpa rambu-rambu
Mungkin benar begitu
--dan kamu pun
tak kan bisa menggertak pilihanku--
--dan kamu pun
tak kan bisa menggertak pilihanku--
Hitam membeku hatiku
Menyerangmu adalah
takdirku!
takdirku!
22/03/16
0 Response to "MEMILIH TAKDIR"
Posting Komentar