Lihatlah mataku--kemarilah kekasihku;
di keruh mata ini, masih adakah
pendar cahaya bagi cinta kita
yang nestapa?
pendar cahaya bagi cinta kita
yang nestapa?
Ribuan kali pengumuman bertubi-tubi;
agar kita tinggalkan tempat ini.
Sedang kita sudah membangunnya
dengan darah dan air mata.
agar kita tinggalkan tempat ini.
Sedang kita sudah membangunnya
dengan darah dan air mata.
Bagaimana wahai cintaku, mau
bertahankah? atau kita pindah?
bertahankah? atau kita pindah?
Ada banyak tempat di bumi ini
Ada harapan untuk
membangun lagi
Ada harapan untuk
membangun lagi
Yang berat adalah jika cinta kita
kalah oleh gerus nasib dunia
Dan menjadi hambar terasa
kalah oleh gerus nasib dunia
Dan menjadi hambar terasa
Oleh karenanya wahai cintaku,
kita harus tetap bersama
melawan derita
kita harus tetap bersama
melawan derita
Dan--kemarilah, kita nikmati
ciuman paling membara
walau kita sangat
sengsara!
ciuman paling membara
walau kita sangat
sengsara!
2004016
0 Response to "CIUMAN PALING MEMBARA WALAU KITA SENGSARA"
Posting Komentar