Suara-suara kudengar tak jelas tak pantas.
Mengiringi tarian yang meliuk pedas
karena sahwat membakar jiwa
Mengiringi tarian yang meliuk pedas
karena sahwat membakar jiwa
Musik keras, asap rokok dan minuman
meledak di hidung malam
meledak di hidung malam
Kesepian makin terasa kental di biji mata
yang keruh ini. Kau begitu tak perduli
dengan akibat liukan tubuhmu yang
sulit dibedakan--antara seksi
dan ngeri
yang keruh ini. Kau begitu tak perduli
dengan akibat liukan tubuhmu yang
sulit dibedakan--antara seksi
dan ngeri
Antara seni dan berahi
Aku terkulai di sudut kursi saat kau
makin dekat-melekatkan diri
tanpa basa basi
makin dekat-melekatkan diri
tanpa basa basi
Aku selipkan uang yang kupunya
diantara dua dada terbuka
diantara dua dada terbuka
Aku pergi sebelum semua terjadi
Biarlah aku kembali mengurung diri
Biarlah aku kembali mengurung diri
Oh, seandainya matamu yang menari
aku tak akan
sesunyi ini!
aku tak akan
sesunyi ini!
1805016
0 Response to "DI SUDUT KAFE MELEPAS SUNYI"
Posting Komentar